Asalamualaikum warahmatullah wabarakatuh waalaikumsalam. Innalhamdalillah nahmaduhu wanusholi wanusallimu ala muhammadir rasulillah wa ala alihi washahbihi waman wala.
Saudara sebangsa dan setanah air, serta para pemirsa TV yang saya cintai dan saya banggakan, hari ini kita memperingati Hari Pahlawan 10 November 2023. Pemerintah senantiasa memberikan gelar pahlawan nasional kepada anak-anak bangsa yang berjasa dalam perjuangan kemerdekaan dan membangun Indonesia pasca Merdeka.
Jadikan Hari Pahlawan sebagai momentum untuk berefleksi. Bagaimana berguru kepada para pahlawan bangsa? Pahlawan adalah orang yang menonjol karena keberaniannya dan pengorbanannya dalam membela kebenaran. Mereka pejuang yang gagah berani, pahlawan khususnya pahlawan nasional, adalah gelar penghargaan tertinggi yang diberikan pemerintah Indonesia kepada para pejuang yang berjasa kepada negara. Mereka berjuang dalam negeri Indonesia dan merebut kemerdekaan Republik Indonesia.
Para pahlawan nasional diakui telah memimpin dan melakukan perjuangan bersenjata, perjuangan politik, dan perjuangan dalam bidang lain untuk merebut, mempertahankan, dan mengisi kemerdekaan. Mereka telah melahirkan gagasan besar, menghasilkan karya besar, dan berjasa luar biasa bagi kepentingan bangsa dan negara. Pengabdian dan perjuangan mereka tidak sesaat, melainkan melebihi tugas yang diemban. Perjuangan mereka memiliki dampak nasional, konsistensi jiwa, semangat kebangsaan, akhlak dan moral tinggi.
Para pahlawan itu tidak pernah menyerah pada lawan atau musuh dalam perjuangan mereka, khususnya dalam menegakkan kedaulatan Indonesia. Mereka tidak pernah melakukan perbuatan tercela yang dapat merusak nilai perjuangan mereka. Pahlawan adalah pejuang dan pelayan total dalam membela, berkhidmat, dan memperjuangkan kepentingan tanah air, bangsa, dan negara tercinta, yaitu Indonesia.
Pahlawan-pahlawan itu ada yang mati syahid dan berkorban dalam perjuangan kemerdekaan dari fase ke fase yang genting dan penting. Semuanya adalah pahlawan sejati, meski tidak memperoleh gelar pahlawan nasional. Tuhan dan Malaikat mencatat mereka sebagai para mujahid atau pejuang Indonesia yang berkorban tanpa pamrih, dengan tenaga, harta, dan jiwa.
Para pahlawan berjuang dalam lintasan panjang sejarah Indonesia, hingga mencapai kemerdekaan tahun 1945, serta dalam membangun negeri pasca kemerdekaan. Mereka adalah para pahlawan tanpa tanda jasa yang harus dikenang oleh seluruh rakyat Indonesia dan menjadi suri teladan hidup para elit negeri saat ini.
Kita ingat pernyataan Presiden John F. Kennedy saat diambil sumpah sebagai presiden Amerika Serikat pada tahun 1961, “Ask not what your country can do for you, ask what you can do for your country.” Artinya, jangan tanya apa yang negara Anda bisa lakukan untuk Anda, tanyakan apa yang bisa Anda lakukan untuk negara.
Bung Hatta berkata, “Pahlawan yang setia itu berkorban bukan untuk di kenal namanya, tetapi semata-mata membela cita-cita proklamator.” Bahkan, untuk mencapai cita-cita yang tinggi, manusia pahlawan melepaskan nyawanya pada tiang gantungan mati dalam pembuangan, tetapi senantiasa menyimpan dalam hatinya luka wajah tanah air yang duka.
Para pahlawan pendiri negeri menghayati sepenuh hati arti dan kehadiran Indonesia Merdeka sebagai manifestasi berkat rahmat Allah yang maha kuasa dan didorong oleh keinginan luhur supaya hidup dalam kebangsaan yang bebas. Rakyat Indonesia menyatakan kemerdekaannya sebagaimana dalam Pembukaan UUD 1945.
Figur-figur teladan yang berjiwa negarawan sejati berbakti untuk negeri tanpa meminta kompensasi. Mereka menjunjung tinggi nilai utama yang menjadi pondasi negeri bermoral dan beretika tinggi. Mereka tidak angkuh, dan cita-citanya hanya satu, menjadikan Indonesia merdeka, bersatu, berdaulat, adil, dan makmur.
Ketika pemerintah memberikan gelar pahlawan nasional kepada para pahlawan Indonesia yang berjasa, ambillah hikmah terdalam agar spirit kepahlawanan itu merasuk dalam diri para elit di seluruh lembaga pemerintahan dan warga bangsa dari pusat sampai daerah. Teladani jiwa kenegarawanan dan pengabdian total para pahlawan dalam perilaku sehari-hari, berbangsa dan bernegara, laksanakan kewajiban konstitusi sebagai pengemban tugas pemerintahan negara Republik Indonesia.
Indonesia harus menjadi negara dan bangsa yang benar-benar merdeka, bersatu, berdaulat, adil, dan makmur di dunia nyata. Gunakan kekuasaan dalam pemerintahan untuk bangsa dan negara dengan jiwa dan hati yang luhur, jujur, tulus, amanah, konsistensi tinggi, dan jauhi segala godaan serta penyalahgunaan kekuasaan.
Mengingat pidato Presiden Soekarno pada Hari Pahlawan 10 November 1961, yang dengan lantang memperingatkan bahwa perjuangan kita lebih mudah karena melawan penjajah, tetapi perjuangan generasi berikutnya akan lebih sulit karena melawan bangsamu sendiri yang lupa akan sejarah, misi, visi, dan cita-cita Negeri.
Muhammadiyah sebagai gerakan Islam yang berkhidmat untuk negeri dan kemajuan Indonesia menegaskan bahwa NKRI adalah negara Pancasila, Darul Ahdi wasyahadah negeri yang berpondasi pada Pancasila. NKRI harus dijaga eksistensinya dan dibangun untuk menjadi Indonesia yang berkemajuan tinggi.
Muhammadiyah menghormati semua pahlawan, bahkan yang lahir dari organisasi ini, seperti Kiai Hj Ahmad Dahlan, Nyai Walidah Dahlan, Sudirman, Soekarno, Ibu Fatmawati, dan lainnya. Mereka semua meneladani para pahlawan sejati, yaitu memajukan negeri yang diberkahi ridha Allah bagi seluruh elit dan warga.
Mari berkhidmat sepenuh hati membangun negeri. Jika ingin menjadi pahlawan sejati, berkhidmatlah dan berbuatlah yang terbaik untuk Ibu Pertiwi. Jauhilah korupsi, kolusi, dinasti, dan legasi diri yang merugikan. Tanamkan di hati pesan lagu “Padamu Negeri”: “Padamu negeri, kami berjanji, padmu negeri, kami berbakti, padamu negeri, kami mengabdi, bagimu negeri, jiwa raga kami.”
Nasru minallah wafathun qorib, wasalamualaikum warahmatullah.
Link: https://youtu.be/0r8YPYC86NQ?si=cyBZMfxLsLlTa42H