Puasa Sunah 6 Hari Syawal

Setelah menyelesaikan puasa di bulan Ramadhan, umat Islam dianjurkan untuk melanjutkan dengan melaksanakan puasa selama enam hari di bulan Syawal. Puasa ini memiliki status sunnah dan dikenal dengan banyak keutamaannya.

Dalam Keputusan Munas Tarjih ke-26 di Padang tahun 2003, yang juga merujuk pada Keputusan Muktamar Tarjih XXI di Klaten tahun 1980 tentang Puasa Tathawu’, disebutkan bahwa dasar hukum puasa Syawal berasal dari hadis yang diriwayatkan oleh Ayub Al Anshari, Tsauban, dan Ibnu Majah. Salah satu hadis dari Abi Ayyub al-Anshari ra. menyatakan bahwa Rasulullah SAW bersabda:

_”Barang siapa sudah melakukan puasa Ramadhan, kemudian menambahkan dengan puasa enam hari di bulan Syawal, maka seolah-olah ia telah melaksanakan puasa sepanjang masa.” (HR Jama’ah ahli hadis selain dan an-Nasa’i)_

مَنْ صَامَ رَمَضَانَ ثُمَّ أَتْبَعَهُ بِسِتٍّ مِنْ شَوَّالٍ كَانَ كَصِيَامِ الدَّهْرِ

Hadis lain dari Tsauban mengatakan:

_”Barang siapa berpuasa Ramadan, maka pahala satu bulan Ramadan itu (dilipatgandakan) dengan puasa sepuluh bulan, dan berpuasa enam hari sesudah Idul Fitri (dilipatgandakan menjadi enam puluh hari), maka semuanya (Ramadan dan enam hari bulan Syawal) adalah genap satu tahun.” (HR Ahmad)_

مَنْ صَامَ رَمَضَانَ وَأَتْبَعَهُ سِتَّةَ أَيَّامٍ مِنْ شَوَّالٍ كَانَ كَصِيَامِ السَّنَةِ

Dan dalam riwayat dari Ibnu Majah:

_”Barangsiapa berpuasa Ramadhan dan enam hari sesudah Idul Fitri, maka itu sama pahalanya dengan puasa genap setahun. Dan barangsiapa melakukan satu kebaikan, maka ia akan memperoleh (pahala) sepuluh kali lipat.”_

مَنْ صَامَ رَمَضَانَ ثُمَّ أَتْبَعَهُ بِسِتٍّ مِنْ شَوَّالٍ كَانَ كَصِيَامِ السَّنَةِ

Menurut Majelis Tarjih dan Tajdid Muhammadiyah, puasa sunnah Syawal dapat dilakukan baik secara berurutan langsung enam hari atau tersebar sepanjang bulan, antara tanggal 2 hingga 30 Syawal.

BACA JUGA:   Istiqomah Dalam Amaliah Islam

Setelah berakhirnya bulan Ramadan, umat Islam diingatkan untuk tidak hanya merayakan kesuksesan menjalani puasa wajib, tetapi juga untuk melanjutkan dengan puasa sunnah Syawal. Pelaksanaan puasa Syawal memberikan kebebasan kepada umat Islam untuk memilih menjalani puasa enam hari secara berturut-turut atau terpisah, menyesuaikan dengan jadwal dan kesibukan masing-masing.

Keutamaan dari puasa sunnah di bulan Syawal meliputi menjadi perisai dari api neraka, mendapat shalawat dari malaikat selama ada perjamuan makan, dan kemampuan untuk menghapus dosa-dosa yang telah lalu.

Salah satu hadis yang mendasari puasa sunnah Syawal adalah dari Abi Suhail Ibnu Malik, yang mengatakan:

_”Seorang lelaki dari penduduk Najd datang kepada Rasulullah saw dengan rambut meremang… Rasulullah saw menjawab pertanyaan tentang Islam dan menegaskan bahwa tidak ada kewajiban lain selain lima shalat sehari semalam dan puasa Ramadan, kecuali jika ingin melakukan amalan sunnah.” (HR al-Bukhari, Muslim, Abu Dawud, an-Nasa’i, Ahmad, Malik, dan ad-Darimi)_

لَيْسَ عَلَيْكَ غَيْرُهُ إِلَّا أَنْ تَطَوَّعَ

Artikel ini menekankan bahwa puasa Syawal tidak hanya memperpanjang spiritualitas Ramadhan tetapi juga memperkuat pondasi iman dengan menambahkan amalan-amalan sunnah.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *