Manhaj Ideopolitor Muhammadiyah

Manhaj Ideopolitor Muhammadiyah adalah upaya yang harus terus dilakukan karena sangat penting sebagai ikhtiar konsolidasi ideologis. Elemen ini harus terus didialogkan kepada para pimpinan agar memiliki alam pikiran dan gerakan yang selaras dalam hal ideologi, politik, dan organisasi. Hal ini dilakukan untuk menghindari ketidakselarasan dalam pikiran dan gerakan Muhammadiyah.

Pengertian Ideologi Muhammadiyah

Definisi dan Fungsi Ideologi

Ideologi adalah sekumpulan konsep bersistem dari cara berpikir seseorang atau suatu golongan manusia yang digunakan sebagai paham, teori, dan cara untuk mencapai tujuan. Ideologi lebih dikenal sebagai paham suatu bangsa atau negara, namun Muhammadiyah sebagai organisasi kemasyarakatan juga memiliki ideologi yang menjadi identitas paham organisasi. Ideologi bagi Persyarikatan Muhammadiyah berperan sebagai bingkai gerakan dalam mencapai tujuan bersama. Berdasarkan paham yang sama, gerakan para anggota dan pimpinan Muhammadiyah akan selaras, seirama, dan indah dalam mencapai tujuan organisasi yang jelas terlihat berbeda dengan organisasi lainnya.

Gerakan Muhammadiyah

Muhammadiyah merupakan organisasi kumpulan orang yang mengajak kepada ke-Islaman, menyuruh kepada kebaikan dan mencegah daripada keburukan, sesuai dengan QS Ali-Imran:104. Gerakan Muhammadiyah dilaksanakan untuk menegakkan dan menjunjung tinggi Agama Islam sehingga terwujud masyarakat Islam yang sebenar-benarnya. Gerakan untuk mencapai tujuan Persyarikatan Muhammadiyah tersebut dimulai dengan suatu pernyataan pribadi, yaitu: “Saya ridla ber-Tuhan kepada Allah, ber-Agama kepada Islam dan ber-Nabi kepada Muhammad Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wassalam”. Pernyataan ini harus disepakati oleh siapa saja yang bergabung dalam Persyarikatan Muhammadiyah sebagai kerangka ideologinya.

Pernyataan Ideologi dalam Lagu Sang Surya

Secara lebih populer, pernyataan ideologis tersebut dicantumkan sebagai lirik di dalam lagu Sang Surya, yaitu: “Ya Allah Tuhan Rabbiku-Muhammad Junjunganku-Al Islam Agamaku-Muhammadiyah Gerakanku”. Pernyataan ini telah dijabarkan secara garis besar di dalam Muqaddimah Anggaran Dasar Muhammadiyah dan secara lebih rinci di dalam Matan Keyakinan dan Cita-cita Hidup Muhammadiyah (MKCH Muhammadiyah). MKCH Muhammadiyah selain memuat pernyataan Ideologi Muhammadiyah juga menegaskan tentang paham keagamaan dan kebangsaan Muhammadiyah.

BACA JUGA:   Masalah Lima di Muhammadiyah

Tujuan dan Cita-cita Ideologi Muhammadiyah

Ideologi Muhammadiyah menegaskan bahwa:

  • Muhammadiyah adalah gerakan Islam yang bercita-cita dan bekerja untuk mewujudkan masyarakat Islam yang sebenar-benarnya.
  • Muhammadiyah berkeyakinan bahwa Islam adalah Agama Allah yang diwahyukan kepada para Rasul-Nya, sejak nabi Adam, Nuh, Ibrahim, Musa, Isa, hingga nabi penutup Muhammad Saw. sebagai hidayah dan rahmat Allah kepada umat manusia.
  • Faham keagamaan Muhammadiyah adalah mengamalkan Islam berdasarkan Al Qur’an dan Sunnah Rasul dan bekerja untuk terlaksananya ajaran Islam yang meliputi: aqidah, akhlak, ibadah, dan muamalah duniawiyah.
  • Faham kebangsaan Muhammadiyah adalah aktif memperjuangkan dan mengisi kemerdekaan Indonesia, aktif menjaga keutuhan dan membangun NKRI dengan semangat syukur agar mendapat Ridha Allah, sehingga menjadi “Suatu negara yang indah, bersih, suci dan makmur di bawah perlindungan Tuhan Yang Maha Pengampun” (QS Saba’/34: 15).

Pada akhirnya, ideologi Muhammadiyah harus menjadi kepribadian warga Muhammadiyah yang diikat dengan khittah perjuangan Muhammadiyah.

Pertanyaan Terkait Ideologi Muhammadiyah

  1. Apa yang dimaksud dengan ideologi?
  2. Mengapa ideologi itu penting bagi suatu bangsa, negara, dan organisasi?
  3. Bagaimanakah bunyi pernyataan yang harus disepakati oleh seseorang yang menjadi anggota Muhammadiyah?
  4. Apa sajakah yang ditegaskan di dalam ideologi Muhammadiyah?

Ideologi Muhammadiyah berfungsi sebagai panduan dan pedoman dalam menjalankan misi dakwah dan amar ma’ruf nahi munkar. Dengan memahami ideologi ini, anggota Muhammadiyah diharapkan dapat menjalankan tugas dan kewajibannya dengan lebih efektif dan efisien dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan oleh organisasi​.

Ideologi

  • Ideologi merupakan aspek yang tidak dapat dipisahkan dari politik karena kehidupan politik sangat mempengaruhi beragamnya ideologi.
  • Tantangan utama adalah menemukan identitas khas dari pandangan pola pikir Muhammadiyah yang membedakannya dari gerakan lain tanpa harus bermusuhan atau saling menegasikan.
  • Identitas khas ini penting untuk memahami posisi dan peran Muhammadiyah dalam mengimplementasikan Islam sebagai pondasi utama.
  • Ideologi dalam Muhammadiyah merupakan satu paket dengan pemahaman Islam itu sendiri, yang memadukan ajaran klasik dan modern sesuai konteks sejarah dan kondisi sosiologis yang berbeda.
  • Tokoh-tokoh pembaharuan seperti Ibnu Taimiyah, Rasyid Ridha, Muhammad Abduh, hingga Kyai Dahlan memainkan peran penting dalam membentuk ideologi ini.
  • Kyai Dahlan, dengan pembaharuannya, membawa Muhammadiyah kembali kepada pemikiran Islam awal yang dikontekstualisasikan dengan masa kini, menciptakan institusi gerakan modern dan gerakan perempuan yang hadir ke ruang publik.
  • Pembaharuan Muhammadiyah berfokus pada kembali kepada Al-Qur’an dan Sunnah, serta menegakkan Amar Ma’ruf Nahi Munkar, dengan alat pemahaman yang disesuaikan dengan konteks zaman yang terus berubah.
  • Kyai Dahlan dikenal karena pemahamannya yang sederhana namun mendalam terhadap dalil-dalil Naqli dan mengamalkannya dengan cara yang relevan dengan zamannya.
  • Muhammadiyah juga memiliki aspek revivalisme, tetapi dengan pendekatan yang bijaksana terhadap tradisi masa lalu tanpa menghancurkannya, seperti dalam hal ziarah kubur.
  • Gerakan ini juga menekankan pentingnya peran gender dalam Islam, dengan Kyai Dahlan dan Nyai Dahlan melahirkan gerakan perempuan.
BACA JUGA:   Quote Kyai Ahmad Dahlan

Politik

  • Islam tidak bisa dipisahkan dari politik, namun Muhammadiyah memandang sistem politik sebagai sesuatu yang ijtihadi (berdasarkan penafsiran), bukan qath’i (mutlak).
  • Sistem politik dalam Islam sering dipahami sebagai wakil Allah, tetapi ini tidak boleh dijadikan sebagai satu-satunya sistem politik yang mutlak.
  • Politik dianggap sebagai bagian dari mu’amalah dunyawiyah, sehingga fleksibel dan terbuka, sesuai dengan kaidah ushul “segala sesuatu adalah boleh kecuali yang diharamkan.”
  • Muhammadiyah tidak mengambil jalur politik praktis untuk menghindari kekalahan yang sering dialami gerakan Islam dalam politik, namun tetap mendukung kadernya untuk berpolitik dengan cara yang sesuai dengan nilai-nilai Muhammadiyah.
  • Pengelolaan politik dan umat dalam Muhammadiyah diibaratkan seperti berdakwah, dengan tujuan akhir yang sama untuk kemaslahatan umat.

Organisasi

  • Berorganisasi adalah perintah agama dan perlu berfungsi seperti organisme dengan kemampuan untuk beradaptasi, mengintegrasikan diri, memiliki tujuan yang jelas, dan melakukan pemeliharaan.
  • Organisasi Muhammadiyah harus mampu beradaptasi dengan teknologi dan bergerak secara kolektif dalam mencapai tujuan yang sama.
  • Semua elemen organisasi, termasuk ortom dan amal usaha, harus patuh pada sistem dan ideologi Muhammadiyah.
  • Organisasi harus memiliki tujuan yang jelas dan fokus pada prioritas untuk mencapai target yang ditetapkan.
  • Pemimpin Muhammadiyah tidak hanya harus mampu berbicara, tetapi juga harus membuat agenda strategis untuk memajukan amal usaha dan melakukan pelayanan umat.
  • Tujuan akhir Muhammadiyah adalah menjadi khoiru ummah (umat terbaik) melalui pemikiran dan amal yang subur.

Kegiatan Ideopolitor

  • Kegiatan Ideopolitor bertujuan untuk memperkuat ideologi Muhammadiyah, pewarisan nilai, dan revitalisasi kader.
  • Materi Ideopolitor mencakup ideologi Muhammadiyah, wawasan pengembangan, sosial kemanusiaan, kepemimpinan, dan keorganisasian.
  • Kegiatan ini ditujukan untuk pimpinan cabang, majelis, ortom, dan simpatisan Muhammadiyah, meskipun peminatnya mungkin lebih sedikit dibandingkan kegiatan lain yang lebih umum.
  • Dialog Ideopolitor di berbagai daerah, seperti Jawa Barat, Medan, dan DKI Jakarta, berfokus pada penyegaran ideologi, pemahaman dinamika politik, dan penguatan manajemen organisasi Muhammadiyah.
  • Kegiatan ini juga melibatkan pengukuhan pimpinan baru dan pembekalan materi penting untuk menghadapi tantangan baru di bidang sosial, budaya, ekonomi, dan politik.
BACA JUGA:   Target Majelis Tabligh PWM Jateng

Kesimpulan

Manhaj Ideopolitor Muhammadiyah adalah pendekatan holistik yang mengintegrasikan ideologi, politik, dan organisasi dalam upaya memperkuat kepemimpinan dan gerakan Muhammadiyah untuk mencapai tujuan jangka panjang yang selaras dengan prinsip-prinsip Islam. Ini melibatkan dialog berkelanjutan, adaptasi dengan perubahan zaman, dan penguatan pemikiran serta amal yang sesuai dengan nilai-nilai Muhammadiyah.

Materi Dialog Ideopolitor PWM Jawa Tengah

 

Sumber:

  1. https://tablighkotasemarang.id/blog-post/kepribadian-muhammadiyah/
  2. https://tablighkotasemarang.id/blog-post/mkchm/
  3. https://web.suaramuhammadiyah.id/2023/08/13/manhaj-ideopolitor-muhammadiyah/
  4. https://web.suaramuhammadiyah.id/2023/09/04/ideopolitor-gerak-langkah-bersama-tebar-manfaat/
  5. https://web.suaramuhammadiyah.id/2023/08/20/penutupan-ideopolitor-pwm-jabar-jangan-ragu-berkhidmat-di-muhammadiyah/
  6. https://www.rahmahuda.com/2018/07/mengenai-ideopolitor-ideologi-politik.html
  7. https://suaramuhammadiyah.id/read/perkuat-ideologi-muhammadiyah-kota-medan-gelar-dialog-ideopolitor
  8. https://jogja.antaranews.com/berita/627897/pw-muhammadiyah-diy-selenggarakan-dialog-ideopolitor
  9. https://islamic-center.or.id/pahamkan-dinamika-politik-muhammadiyah-jakarta-gelar-dialog-ideopolitor/

 

Buku referensi:

  1. Pedoman Hidup Islami WargaMu
  2. Ideologi Muhammadiyah
  3. Ijtihad Politik Muhammadiyah Politik sebagai Amal Usaha
  4. Politik Inklusif Muhammadiyah Narasi Pencerahan Islam untuk Indonesia Berkemajuan

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *