Bagian I: Perintah dalam Konteks – Mendekonstruksi 1 Samuel 15
Kitab 1 Samuel 15:3 membuka pintu ke salah satu perikop yang paling menantang secara etis dan teologis dalam Alkitab Ibrani. Ayat ini, yang pada permukaannya adalah sebuah perintah militer, pada kenyataannya merupakan titik krusial dalam narasi Israel, yang berfungsi sebagai ujian teologis dan moral yang menentukan kejatuhan raja pertamanya, Saul. Untuk memenuhi permintaan ini secara menyeluruh, laporan ini akan menyajikan teks Ibrani dari ayat tersebut, bersama dengan transliterasi dan terjemahan langsungnya:
Teks Ibrani (Teks Masoret):
עַתָּה֩לֵ֨ךְוְהִכִּיתָ֜האֶת־עֲמָלֵ֗קוְהַֽחֲרַמְתֶּם֙אֶת־כׇּל־אֲשֶׁר־ל֔וֹוְלֹ֥אתַחְמֹ֖לעָלָ֑יווְהֵמַתָּ֞המֵאִ֣ישׁעַד־אִשָּׁ֗המֵֽעֹלֵל֙וְעַד־יוֹנֵ֔קמִשּׁ֣וֹרוְעַד־שֶׂ֔המִגָּמָ֖לוְעַד־חֲמֽוֹר׃ס
Transliterasi:
‘attāh lēḵ wəhikkîṯāh ’eṯ-‘ămālēq wəhaḥăramtem ’eṯ-kol-’ăšer-lōw wəlō’ ṯaḥmōl ‘ālāyw wəhēmattāh mê’îš ‘aḏ-’iššāh mē‘ōlēl wə‘aḏ-yônēq miššōwr wə‘aḏ-śeh miggāmāl wə‘aḏ-ḥămōwr.
Terjemahan Bahasa Inggris:
“Now go, attack Amalek, and proscribe all that belongs to him. Spare no one, but kill alike men and women, infants and sucklings, oxen and sheep, camels and asses!”
Bahasa Indonesia:
“Jadi pergilah sekarang, kalahkanlah orang Amalek, tumpaslah segala yang ada padanya, dan janganlah ada belas kasihan kepadanya. Bunuhlah semuanya, laki-laki maupun perempuan, kanak-kanak maupun anak-anak yang menyusu, lembu maupun domba, unta maupun keledai.”
Namun, sebuah jawaban yang lengkap tidak dapat berhenti pada penyajian teks semata. Ayat ini adalah sebuah lokus yang padat akan masalah sejarah, sastra, dan etika. Di dalamnya terkandung perintah untuk penghancuran total, yang dikenal dengan istilah teknis cherem (חרם), terhadap bangsa Amalek. Perintah ini diberikan kepada Raja Saul melalui Nabi Samuel sebagai pembalasan atas serangan Amalek terhadap Israel berabad-abad sebelumnya selama Eksodus. Kegagalan Saul untuk mematuhi perintah ini secara mutlak—dengan menyayangkan nyawa Raja Agag dan ternak terbaik—menjadi alasan langsung penolakannya sebagai raja oleh Tuhan. Akibatnya, narasi ini tidak hanya menceritakan sebuah kampanye militer tetapi juga secara definitif membentuk lintasan monarki Israel, membuka jalan bagi naiknya Daud.
Untuk memahami penggunaan modern dari sebuah teks kuno, pertama-tama kita harus memahami makna dan tujuannya dalam konteks aslinya. Perintah untuk memusnahkan bangsa Amalek dalam Kitab 1 Samuel pasal 15 bukanlah sebuah mandat genosida yang abadi dan tanpa konteks. Sebaliknya, ia berfungsi sebagai elemen krusial dalam sebuah drama teologis-politis yang lebih besar: penolakan Raja Saul dan pembenaran atas peralihan dinasti kepada Daud. Fungsi naratif ini, ditambah dengan pemahaman tentang siapa bangsa Amalek dalam narasi Alkitab dan praktik kuno herem, memberikan kerangka kerja yang esensial untuk mengevaluasi klaim-klaim kontemporer.
Pembahasan lengkap dapat dibaca melalui link berikut: DOWNLOAD FILE PDF