Evaluasi Amal Setiap Hari

    Khutbah Jumat Pertama

    اَلْحَمْدُ لِلّهِ, الْحَمْدُ لِلّهِ الَّذِي أَمَرَ عِبَادَهُ بِالْعِبَادَاتِ وَفِعْل الْحَسَنَاتِ, وَزَجَرَهُمْ عَنِ الْفَسَادِ وَالسَّيِّشئَاتِ وَأَشْهَدُ أَنْ لَا إلهَ إلَّا اللّهُ الْمَبْعُودُ فِي الأرْضِ وَالسَّمَوَاتِ, وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا أفْضَلَ المَخْلُوقَاتِ, اللهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا وَحَبِيبِنَا مُحَمَّدًا أَفْضَلَ المَخْلُوقَاتِ, اللّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا وَحَبِيبِنَا وَقُرَّةِ أَعْيُنِنَا مُحَمَّدٍ وَآلِهِ وَصَحْبِهِ مَا دَامَتِ الأَوْقَاتُ والسَّاعَاتُ.

    أَمَّا بَعدُ : فَيَا عِبَادَ الله أُوصِيكُمْ وَنَفْسِي بِتَقْوَى اللّه, وَتَزَوَّدُوا فَإنَّ خَيرَ الزَّادِ التَّقْوَى, فَقَدْ فَازَ المُؤْمِنُونَ المُتَّقُونَ قَالَ تَعَالَى فِي كِتَابِهِ الكَرِيمِ, أَعُوذُ باللّهِ مِنَ الشَّيطَانِ الرَّجِيمِ يَاأيُّهَا الّذِين ءَامَنُوا اتَّقُوا الله وَقُولُوا قَولًا سَدِيدًا. يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا.

    Jama’ah Jum’at yang dimuliakan Allah…

    Pada kesempatan yang bahagia ini saya mengajak kepada diri saya khususnya, dan kepada seluruh jamaah sholat jum’at pada umumnya. Marilah kita tingkatkan nilai ketakwaan kita kepada Yang Maha Kuasa. Yakni, dengan selalu melaksanakan segala perintahNya dan menjauhi segala larangan-Nya.

    Jamaah Jum’at yang dirahmati Allah

    Evaluasi Amal Setiap Hari merupakan suatu tindakan yang sangat penting dalam kehidupan seorang muslim. Allah SWT berfirman dalam Surat Al-Hashr ayat 18, yang mengingatkan kita untuk selalu bertakwa kepada-Nya dan memperhatikan apa yang telah kita persiapkan untuk hari esok, yaitu akhirat. Begitu pula, dalam Surat Al-Zalzalah ayat 7-8, Allah menegaskan bahwa setiap kebaikan atau keburukan, sekecil apa pun, akan dilihat hasilnya.

    يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَلْتَنظُرْ نَفْسٌ مَّا قَدَّمَتْ لِغَدٍ وَاتَّقُوا اللَّهَ إِنَّ اللَّهَ خَبِيرٌ بِمَا تَعْمَلُون

    Surat Al-Hashr ayat 18: “Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah, dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat); dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.”

    فَمَن يَعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ خَيْرًا يَرَهُ ۝ وَمَن يَعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ شَرًّا يَرَهُ

    Surat Al-Zalzalah ayat 7-8: “Maka barang siapa mengerjakan kebaikan seberat zarrah pun, niscaya akan melihat (balasannya), dan barang siapa mengerjakan kejahatan seberat zarrah pun, niscaya akan melihat (balasannya) pula.”

    Jama’ah Jum’at yang dimuliakan Allah…

    حَاسِبُوا أَنْفُسَكُمْ قَبْلَ أَنْ تُحَاسَبُوا، وَزِنُوا أَعْمَالَكُمْ قَبْلَ أَنْ تُوزَنُ عَلَيْكُمْ، وَتَجَمَّلُوا لِلْعَرْضِ الأَكْبَرِ، يَوْمَئِذٍ تُعْرَضُونَ لا تَخْفَى مِنْكُمْ خَافِيَةٌ

    Dari Umar bin Khattab RA, ia berkata: “Hisablah dirimu sebelum kamu dihisab, dan timbanglah amalmu sebelum kamu ditimbang, dan perindahlah dirimu untuk hari perhitungan, dan hiasilah diri untuk melewati jembatan, sebelum datang hari yang besar, hari yang di dalamnya tidak ada kezaliman sedikit pun.” (Diriwayatkan oleh At Tirmidzi dalam Shifatul Qiyamah, disebutkan oleh Imam Ahmad dalam kitab Zuhud-nya. Dan Ibnul Qayyim dalam Madarijus Salikin 1/319, Diriwayatkan oleh Ibnu Abi Syaibah dalam Al-Mushannaf no. 35600)

    BACA JUGA:   Khutbah Jum'at: Empat Nilai Dasar Beragama

     

    Hadis ini menekankan pentingnya menghisab atau mengevaluasi diri sendiri sebelum kita dihisab oleh Allah SWT pada Hari Penghitungan. Ini adalah seruan untuk melakukan introspeksi dan perbaikan diri secara proaktif.

    عن أبي بَرْزَةَ نَضْلَةَ بن عبيد الأسلمي رضي الله عنه مرفوعاً: «لا تَزُولُ قَدَمَا عَبْدٍ يَومَ القِيَامَةِ حَتَّى يُسْأَلَ عَنْ عُمُرِهِ فِيمَ أَفْنَاهُ؟ وَعَنْ عِلْمِهِ فِيمَ فَعَلَ فِيهِ؟ وَعَنْ مَالِهِ مِنْ أَيْنَ اكْتَسَبَهُ؟ وفِيمَ أَنْفَقَهُ؟ وَعَنْ جِسْمِهِ فِيمَ أَبْلَاهُ؟».

    Dari Abu Barzah Nadlah bin Ubayd Al-Aslami, Rasulullah SAW bersabda: “Tidaklah kaki-kaki seorang hamba bergerak pada hari kiamat di hadapan Allah, sehingga ia ditanya tentang umurnya untuk apa ia habiskan, tentang ilmunya bagaimana ia amalkan, tentang hartanya dari mana ia peroleh dan pada apa ia habiskan, serta tentang tubuhnya untuk apa ia gunakan.” (HR. At-Tirmidzi wa Daromi, Shahih)

    Kedua kaki seorang hamba tidak akan bergeser dari tempatnya untuk dihisab (perhitungan), ke surga atau ke neraka, hingga ia ditanya mengenai hidupnya, untuk apa ia habiskan? Apakah dalam ketaatan atau kemaksiatan? Tentang ilmunya, apa yang dilakukan dengannya? Apakah dia mengamalkan apa yang diketahuinya atau tidak? Tentang hartanya, dari mana dia memperolehnya? Apakah dari (sumber) yang halal atau haram? Untuk apa ia belanjakan? Dalam ketaatan kepada Allah atau dalam kemaksiatan kepada-Nya? Tentang tubuhnya, untuk apa ia pergunakan? Dalam ketaatan kepada Allah atau dalam kemaksiatan kepada-Nya? 

    Jama’ah Jum’at yang dimuliakan Allah…

    Beberapa macam muhasabah diri

    Muhasabah diri terbagi menjadi dua: sebelum perbuatan dan sesudah perbuatan.

    1. Pertama, muhasabah diri sebelum perbuatan, yaitu seorang hamba melihat awal kemauannya, dan jangan bersegera beramal hingga jelas perioritas amalannya. Al Hasan berkata : Allah memberikan rahmat kepada seorang hamba yang melihat tujannya, bila tujuannya karena Allah dia melakukannya, dan bila tidak dia mengakhirkannya.
    2. Kedua, muhasabah diri setelah perbuatan.

     

    Cara bermuhasabah diri

    Imam Ibnul Qoyyim RA menyebutkan bahwa muhasabah diri dapat dilakukan dengan:
    Memulai dari melihat perbuatan-perbuatan yang wajib, bila dia mendapatkan kekurangan maka usahakan memenuhinya.

    Kemudian larangan-larangan Allah, bila dia mengetahui bahwa dia telah berbuat satu dosa, maka tutuplah dengan taubat, istighfar dan kebaikan yang dapat menghapusnya.
    Bermuhasabah diri atas kelalaian, dan menutupinya dengan dzikir dan menghadap Allah.
    Bermuhasabah diri atas gerak-gerik anggota tubuh, ucapan lisan, perjalanan kedua kaki, perbuatan tangan, dan pendengaran kedua telinga, apa yang kamu inginkan dengan ini semua? dan untuk siapa dia melakukannya? dan demi apa kamu melakukannya?

    BACA JUGA:   KHUTBAH JUMAT - MANFAAT INTROSPEKSI DIRI

     

    Jama’ah Jum’at yang dimuliakan Allah…

    Beberapa faedah muhasabah diri adalah:

    • Melihat aib diri sendiri, dan barang siapa yang tidak mampu melihat aibnya sendiri maka dia tidak mungkin menghilangkannya.
    • Bertaubat, menyesal dan berusaha mengganti yang tertinggal di kala mampu.
    • Mengetahui hak Allah, karena dasar muhasabah diri adalah bermuhasaba atas keteledorannya terhadap hak Allah.
    • Merasa banyak salah di hadapan Allah.
    • Mengetahui kebaikan Allah, ampunan, dan rahmat-Nya terhadap hamba-Nya bahwa Dia tidak menyegerakan memberikan balasan walaupun mereka telah berbuat kemaksiatan dan pelanggaran.
    • Mencoba menghilangkan ujub dan riya’ terhadap amalan.
    • Berusaha sekuat mungkin untuk taat dan meninggalkan kemaksiatan agar mempermudah muhasabah.
    • Mengembalikan hak-hak pada pemiliknya, dan meminta kerelaannya, dan berbudi baik, ini merupakan buah dari muhasabah yang paling besar.

    Mari kita lihat para kebiasaan sahabat Rasul ketika dahulu kala, Abu bakar As shiddiq RA: dia banyak menangis, dan dia berkata, “Menangislah kalian, bila tidak dapat menangis maka berusahalah menangis.” Dan dia berkata, “Demi Allah saya lebih senang menjadi pohon yang dapat dimakan dan dapat dijadikan tongkat.”

    Umar bin Al Khattab RA membaca surat At Thur dan ketika sampai pada firman Allah yang berbunyi, “Sungguh azab Tuhanmu pasti terjadi” (QS. At Thur: 7),” dia menangis dan tangisnya semakin menjadi hingga dia jatuh sakit dan dia selalu membiasakan itu. Suatu saat dia melewati ayat pada wirid malamnya dan membuatnya takut, dia tinggal di rumah beberapa hari dan orang-orang menjenguknya, mereka mengiranya sakit, dan pada wajahnya terdapat dua garis hitam disebabkan menangis.

    Utsman bin Affan RA bila dia berdiri di atas kuburan dia menangis hingga jenggotnya basah, dan dia berkata, “Andaikata saya berada antara surga dan neraka, saya tidak tahu ke mana saya diperintahkan, maka saya akan memilih menjadi debu sebelum saya mengetahui ke mana saya akan kembali.

    Ali bin Abi Thalib RA, Dia banyak menangis dan takut, dan banyak menghisab dirinya. Ketakutannya yang paling besar adalah dari dua hal, panjang cita-cita dan mengikuti hawa nafsu. Dia berkata, Ädapun panjang cita-cita akan melupakan pada akhirat, dan adapun mengikuti hawa nafsu maka akan menutup dari kebenaran.

    Beginilah keadaan para salaf kita, mereka mendekatkan diri pada Allah dengan segala ketaatan, dan berlomba-lomba dengan beragam perbuatan yang dapat mendekatkan dirinya pada Allah, dan mereka menghisab dirinya atas keteledoran, kemudian mereka merasa takut bila amalan mereka tidak diterima Allah. Sekarang bagaimana dengan kita? Bagaimana dengan ibadah kita selama ini? Jangankan menangisi kesalahan kita, untuk shalat ke masjid saja terkadang kita masih sulit, sedikit beramal tapi panjang ceritanya, seakan-akan amal kita sudah pasti diterima, karena itu marilah kita saling menghisab diri kita masing-masing sebelum kelak Allah yang maha teliti akan menghisab semua amal kita.

    BACA JUGA:   KHUTBAH JUMAT - MARI BERPARTISIPASI DALAM PEMILU

    Jama’ah Jum’at yang dimuliakan Allah…

    Kita diajak untuk meneladani para sahabat dalam bermuhasabah diri. Di zaman sekarang, di mana godaan dan distraksi sangat banyak, penting bagi kita untuk secara konsisten mengingatkan diri sendiri tentang tujuan hidup kita yang sebenarnya dan berusaha memperbaiki diri setiap hari. Semoga kita dapat menjadi hamba-hamba Allah yang selalu berusaha untuk memperbaiki diri dan meningkatkan kualitas ibadah kita.

    Mari kita ambil waktu sejenak hari ini untuk merenungkan: Apakah kita sudah melakukan evaluasi amal setiap hari? Apakah kita telah mempersiapkan diri sebaik mungkin untuk hari esok, yaitu kehidupan akhirat? Semoga Allah SWT memberi kita kekuatan dan bimbingan untuk selalu melakukan yang terbaik.

    Wallahua’lam bisshawab

    بَارَكَ اللهُ لِي وَلَكُمْ فِي القُرآن العَظِيمِ, وَنَفَعَنَا وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيهِ مِنَ الآيَاتِ والذِّكْرِ الحَكِيمِ فَاسْتَغْفِرُوهُ إنَّهُ هُوَ التَّوَّابُ الرَّحِيمُ.

      

    Khutbah Jumat Kedua

    اَلْحَمْدُ للهِ عَلىَ إِحْسَانِهِ وَالشُّكْرُ لَهُ عَلىَ تَوْفِيْقِهِ وَاِمْتِنَانِهِ. وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ اِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَاللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الدَّاعِى إلىَ رِضْوَانِهِ. اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَسَلِّمْ تَسْلِيْمًا كِثيْرًا

    وَقَالَ تَعاَلَى إِنَّ اللهَ وَمَلآئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلىَ النَّبِى يآ اَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا.

    اَللهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَاْلمُؤْمِنَاتِ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ اَلاَحْيآءِ مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ

    اللهُمَّ أَعِزَّ اْلإِسْلاَمَ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَأَذِلَّ الشِّرْكَ وَاْلمُشْرِكِيْنَ وَانْصُرْ مَنْ نَصَرَ الدِّيْنَ وَاخْذُلْ مَنْ خَذَلَ اْلمُسْلِمِيْنَ وَ دَمِّرْ أَعْدَاءَ الدِّيْنِ وَاعْلِ كَلِمَاتِكَ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ

    اللهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا اْلبَلاَءَ وَاْلوَبَاءَ وَاْلمِحَنَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ عَنْ بَلَدِنَا اِنْدُونِيْسِيَّا خآصَّةً وَسَائِرِ اْلبُلْدَانِ اْلمُسْلِمِيْنَ عآمَّةً يَا رَبَّ اْلعَالَمِيْنَ.

    رَبَّنَا آتِناَ فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ.

    رَبَّنَا ظَلَمْنَا اَنْفُسَنَا وَإنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ اْلخَاسِرِيْنَ

    عِبَادَاللهِ ! إِنَّ اللهَ يَأْمُرُنَا بِاْلعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيْتآءِ ذِي اْلقُرْبىَ وَيَنْهَى عَنِ اْلفَحْشآءِ وَاْلمُنْكَرِ وَاْلبَغْي يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ وَاذْكُرُوا اللهَ اْلعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْهُ عَلىَ نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَر

     

     

    Leave a Reply

    Your email address will not be published. Required fields are marked *